Batu Akik Khas Cianjur
Mengenal Batu Khas Cianjur
Sumber daya mineral atau yang lebih dikenal dengan bahan galian mengandung
arti bahan yang dijumpai di dalam baik berupa unsur kimia, mineral, bijih
ataupun segala macam batuan. Berdasarkan bentuknya bahan galian dibedakan
menjadi tiga yaitu bahan galian berbentuk padat (misalnya emas, perak dan
gamping, lempung dll), bahan galian berbentuk cair (misalnya minyak bumi,
yodium dll), maupun bahan galian yang berbentuk gas (misalnya gas alam)..
Proses Pembentukan Batu
Seperti
kita ketahui saat ini di negeri ini lagi dilanda demam batu mulia dan batu akik,
dalam proses pembentukan batu mulia terjadi melalui proses geologi
sebagaimana batuan lainnya, misalnya melalui diferensiasi magma, metamorfosa,
atau sedimentasi. Awalnya adalah
aktivitas dapur magma di perut Bumi. Batuan cair bersuhu di atas 1.000 derajat
celsius ini terus bergerak dalam selubung atau mantel Bumi. Di luar mantel ini
adalah lapisan kerak Bumi, yang tersusun dari lempeng-lempeng yang terus
bertumbukan dan menyisakan banyak retakan. Tekanan yang kuat dari dalam
cenderung mendorong magma untuk mencari jalan keluar ke permukaan. Ketika cairan super panas dan bertekanan tinggi ini mulai
naik, cairan ini akan melarutkan berbagai batuan lain yang telah ada.
Terjadilah proses pelarutan atau ubahan hidrotermal.
Salah satu batu mulia yaitu intan, yang memiliki keistimewaan
karena kekerasannya. Dalam jajaran batu mulia, skala kekerasan intan mencapai
10 mohs, disusul batuan safir dan rubi (mirah delima) yang mencapai 9 mohs,
zamrud mencapai 7-8 mohs. Batuan akik atau yang dalam istilah gemstone
digolongkan sebagai batuan setengah mulia memiliki kekerasan kurang dari 7
mohs.
Dalam proses terbentuknya
batuan akik yaitu terbentuk
saat larutan hidrotermal semakin mendingin karena semakin dekat permukaan. Sambil
berjalan ke atas, dia mengisi rekahan dan pori-pori batuan, dan bahkan mengisi
fosil kayu sehingga membatu. "Batuan akik terbentuk oleh tudung-tudung
silika atau larutan hidrotermal, yang tidak terlalu jauh dari permukaan.
Beragamnya
warna-warna pada batu akik itu akibat proses pengotoran magma cair oleh batuan
atau tanah di sekitarnya. Peristiwa ini terjadi saat terangkatnya cairan magma
dari perut bumi ke permukaan tanah melalui proses vulkanik.
Banyaknya jenis batu akik di
berbagai daerah warnanya berbeda-beda, misalnya di Aceh, Palu, Kalimantan,
sampai Papua. Meski jenis batu akik sama, unsur tanah dan batuan setiap daerah
berbeda sehingga menghasilkan warna yang berbeda pula.
“Selanjutnya
proses berada di tangan perajin batu akik. Seorang ahli geologi sekalipun sulit
menentukan mana batu akik yang harganya mahal. Saat ini beberapa jenis batu
akik yang populer di Indonesia antara lain batu bacan, safir, zamrud, ruby,
giok, kecubung, dan banyak lagi lainnya. Jenis batu akik tersebut lebih populer
di kawasan Asia, seperti Tiongkok, dan Indonesia.
Di tahun 2015 demam batu akik
melanda keseluruh pelosok, termasuk di Cianjur, ada beberapa batuan khas
Cianjur mulai merangkak ke pasaran batu akik yaitu diantaranya batu black aren
dari Cidaun, batu calsedon (hijau, kuning) sungai Cijampang Pagelaran, Batu
Sabun Cilongsong, calsedon ungu dari sungai Cibuni, serta masih banyak batuan
lain dengan warna yang berbeda tapi masih satu jenis batu termasuk fosil kayu
dengan serat emas.
Berikut ini ada
beberapa jenis bentuk dan motif batu khas Cianjur yang penulis koleksi yaitu
diantaranya dari jenis Calsedone hijau, batu lumut bermotif, sempur urat emas,
dan black aren.
Batu bergambar abstrak Manusia
Batu Bergambar Abstrak
Sempur Serat Emas Gambar Burung
Calsedone Hijau
Batu fosil kayu dari Agrabinta
Gambar diatas adalah hanya beberapa batu yang penulis dokumentasikan, serta masih banyak jenis-jenis batu berkualitas yang belum sempat penulis dokumentasikan.