KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN
Pernah mendengar apa itu kualitas pelayanan, nah
inilah yang sering dikeluhkan oleh pelanggan. berbagai keluhan banyak kita
dengar dari para pelanggan, entah itu mengenai kualitas pelayanan di bidang
jasa, pelayanan dalam perdagangan dan lain-lain. Berbagai strategi untuk
memuaskan pelanggan banyak dilakukan oleh berbagai institusi ataupun korporat,
contoh kecil saja apabila kita masuk ke suatu Mal ataupun super market sering
kita lihat bagaimana para pelayan dengan senyuman dan sapaan ramah yang
ditampilkan agar para pelanggan merasa nyaman dengan harapan pelanggan tersebut
dapat datang kembali di kemudian hari. Tetapi ada sebuah celoteh lucu
mengatakan "hanya di pasar tradisional hadirnya senyuman tulus sang
pedagang tanpa ada unsur paksaan sang manager". :D
Ada bercandaan yang lebih extrim buat para jomlo,
"karena saking lamanya nggak ada yang ngucapin selamat malam, seorang
jomlo malam mingguannya datang ke mini market hanya untuk mendengar sapaan
selamat malam dengan senyuman manis sang pelayan" .
Kembali pada
pokok permasalahan mengenai kepuasan pelanggan, dalam berbagai penelitian membuktikan bahwa kepuasan
pelanggan ini harus menjadi hal utama dalam pelayanan, karena apabila pelayanan
yang kurang memuaskan akan mengakibatkan pelanggan merasa dirugikan, kurang
puas dan yang lebih parahnya lagi pelanggan tersebut dapat membuat opini yang
negatif kepada pelanggan yang lain untuk tidak dating ke tempat dia merasa
dirugikan atau tidak terpuaskan. Sebagai seorang manager tentunya hal ini
sangat tidak baik bagi kelangsungan usahanya. Untuk itu perlu ada kajian yang
kontinyu dalam menyiasati berbagai keluhan dan ketidak nyamanan para pelanggan.
Tetapi hal ini harus tetap pada koridor yang telah ditetapkan, satu contoh di
sebuah pusat pelayanan kesehatan “Puskesmas”ada kalanya seorang pasien yang
kurang memahami tugas dan kewenangan dari puskesmas datang meminta pelayanan
diluar apa yang menjadi kewenangan, di sini tentunya institusi pemberi
pelayanan harus menerangkan apa yang dapat dilakukan dan apa yang tidak bisa dilakukan
di klinik tersebut dengan penyampaian secara baik-baik, jangan sampai para
karyawan menunjukan sikap yang kurang bersahabat.
Para
ahli yang menggeluti bidang kepuasan pelanggan atau lebih dikenal dengan
servqual seperti Parasuraman, Zetihaml, Fredy Rangkuti, Bustami dll. Menurut mereka
ada beberapa gap dalam menemukan kepuasan pelanggan. Apabila kita kaji lebih
jauh mengenai kepuasan pelanggan ini erat hubungannya dengan prilaku konsumen.
Isac Azjen dalam teori perilaku berencana mengatakan “ferceived behavior control”
control perilaku yang dipersepsikan. Seseorang akan mempersepsikan sesuatu dari
apa yang dia alami. Apabila dia merasa puas dia akan kembali dan mempersepsikan
kepada yang lain untuk dapat dating ke tempat dimana dia mendapat kepuasan.
Apabila
kita dalam sebuah penelitian untuk mengukur kepuasan tentunya akan lebih baik menggunakan
pengukuran dengan skala semantic, karena ini akan lebih memudahkan kita
melakukan pengukuran. Dalam skala semantic ini yang diukur adalah sikap sikap,
persepsi ataupun
pendapat dari responden
yaitu dengan cara
memberikan urutan
kuantitatif terhadap subyek penelitian. Adapun nilai responnya disusun dalam suatu titik kontinum yang ekstrim yang mewakili
sikap, sebagai contoh
baik-buruk, positif-negatif, dan suka-tidak suka. Hal ini wajar karena dalam sikap seseorang
dalam menilai orang tentunya ketika ada seseorang mempunyai penilaian negative pada
seseorang, sebaik apapun orang yang dinilai menurut orang tersebut pasti hanya
menilai tidak tahu, dan apabila kita memberikan gambaran kejelekan orang yang
kita nilai dia akan lebih menjelekan.
Memang
dalam memahami suatu kebutuhan serta keinginan seorang pelanggan merupakan hal
penting yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan itu
sendiri. Mereka yang merasa puas
merupakan sebuah aset berharga bagi perusahaan atau institusi
karena apabila merasakan kepuasan terhadap
suatu pelayanan, pelanggan akan terus
melakukan pemakaian terhadap jasa pilihannya.
Sebuah pelayanan yang dinilai bermutu yaitu suatu pelayanan
yang berorientasi kepada kepuasan pemakai
jasa pelayanan sesuai dengan tingkat kepuasan pengguna jasa. Kepuasan merupakan suatu keadaan dimana kebutuhan, keinginan serta harapan pelanggan dapat dipenuhi melalui produk yang
diberikan institusi pemberi pelayanan. Ada yang berpendapat bahwa
kepuasan pelanggan dalam sebuah jasa yaitu dengan
kinerja yang dapat dirasakan pelanggan atas jasanya tersebut. apabila kinerja lebih baik dari apa yang diharapkan pelanggan maka pelanggan tersebut akan terpuaskan.
Ada beberapa macam
kondisi terkait kepuasan yang dapat dirasakan oleh pelanggan yaitu yang berkaitan dengan perbandingan antara harapan dengan kenyataan, yaitu
apabila harapan ataupun kebutuhan
sama dengan layanan yang diberikan maka pelanggan akan merasa terpuaskan. apabila layanan
yang diberikan pada pelanggan kurang sesuai dengan kebutuhan ataupun harapan pelanggan maka
pelanggan merasa tidak terpuaskan.
Sampai
saat ini pengertian
kepuasan pelanggan ini
masih diperdebatkan, ada dua tipe yang cukup dominan. Kepuasan pelanggan dinilai sebagai outcome ataupun hasil yang di dapat dari pengalaman konsumsi barang
atau jasa secara spesifik
atau istilahnya (outcome-oriented
approach). Kepuasan pelanggan
juga sering dinilai
sebagai suatu proses atau istilahnya Process-Oriented Approach. Pada saat ini Process-Oriented Approach lebih
dominan. Adapun salahsatu penyebabnya,
orientasi program dinilai
lebih mampu mengungkapkan
pengalaman secara menyeluruh bila dibandingkan
dengan orientasi hasil.
Orientasi proses menekankan secara
perseptual, evaluasi,
serta secara psikologis
yang bermuara dalam
terwujudkannya puas
atau tidak puasnya seorang pelanggan, sehingga
masing-masing komponen dapat
signifikan serta bisa
dibuktikan secara lebih
spesifik.
Sekian dulu nanti disambung lagi….. terima kasih atas kunjungannya